Rabu, 22 November 2017

alat pemeriksaan mata




1.       OFTALMOSKOP

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqEzZEk0cuvwMR3f3MCR_HBylfPDQ6cfw9vPKEc276cxFEItbWGnevl772kb2mTOXYR45iInwwZ4oaLss1NcYsjrKOZRlB4O-7XCq3LpH5osvlqrhCl95XT2xTOADTbbMOw7Ma5EL23dE5/s1600/1.png

Alat ini mula-mula dipakai oleh Helmholtz (1851). Prinsip  pemeriksaan dengan opthalmoskop untuk mengetahui keadaan fundus okuli ( = retina mata dan pembuluh darah khoroidea keseluruhannya).
Ø Fungsi: untuk melihat bagian dalam mata, terutama saraf optik. Sebuah perangkat dengan lampu kecil di ujungnya, disebut optalmoskop, diarahkan hingga ke bagian dalam mata di ruangan gelap. Perangkat ini menyoroti dan memperbesar gambar mata, sehingga bentuk dan warna saraf optik dapat dilihat.
Cara menggunakan:
1.     Memegang oftalmoskop dengan tangan kanan atau kiri dan untuk memeriksa mata kanan atau kiri orang percobaan dengan posisi jari telunjuk terletak pada pengatur lensa.
2.     Menyalakan oftalmoskop, memegang dengan menempel pada matanya pada jarak 30 cm di depan penderita dan mengarahkan sinar oftalmoskop ke pupil penderita untuk menilai reflex fundus(positif/negatif).
3.     Sambil tetap memegang oftalmoskop menempel pada mata, lalu perlahan bergerak maju mendekati orang percobaan dengan oftalmoskop diposisikan pada sisi temporal penderita hingga gambaran fundus terlihat.
4.     Jari telunjuk yang terletak pada pengatur lensa mengatur besarnya dioptri yang diperlukan untk menyesuaikan focus sehingga detail fundus dapat terlihat jelas(bila diperlukan).
5.     Mengamati yang terlihat.
Cara memelihara:
                   Mengoperasikan oftalmoskop dengan petunjuk yang telah ada, tidak menjatuhkannya, menaruh ditempat yang aman, membersihkan alat dengan rutin.


2.     TONOMETRI

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghvUmjz_19Nm_Nqlguc9BEEU0hICqtcXBSwwGwWI2aNW0E8C9Oz3RGtjy-jjqmQRTfSnoP0ecmLtS2YJTD_vjUCbSwWAMAU61iOvwortcHoTu9R38w37x_m2qsiMG10MocNnFCOtJIISIE/s1600/4.jpg
Pada tahun 1900, Schiotz (Jerman) memperkenalkan alat untuk mengukur tekanan intraocular yang dikenal dengan nama Tonometer dari Schiotz . Tes tonometri mengukur tekanan di dalam mata Anda, yang disebut tekanan intraokular (TIO).
Ø Fungsi: Tes ini digunakan untuk memeriksa glaukoma, penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan dengan merusak saraf di bagian belakang mata (saraf optik). Kerusakan saraf optik dapat disebabkan oleh penumpukan cairan yang tidak mengalir dengan benar keluar dari mata.Tes tonometri mengukur TIO dengan merekam perlawanan kornea Anda terhadap tekanan (lekukan).
Cara menggunakan:
Penderita ditelentangkan dengan mata menatap ke atas, kemudian kornea mata dibius. Tengah-tengah alat ( Plug) diletakkan di atas kornea menyebabkan suatu tekanan ringan terhadap kornea. Plug dari tonometer berhubungan dengan skala sehingga dapat terbaca nilai skala tersebut. Tonometer dilengkapi dengan alat pemberat 5 5, 7 5 1 0, 0 dan 15,0 gram.
Apabila pada pengukur tekanan intraocular dimana menggunakan alat pemberat 5, 5 g, maka berat total tonometer :
= Berat plug + alat pemberat
= 11 gram + 5,5 gram
= 16,5 gram
16,5 gram ini menunjukkan tekanan intraokuler sebesar 17 mm Hg.
Pemeriksaan tekanan di dalam bola mata (intraokuli) untuk mengetahui apakah penderita menderita glaucoma atau tidak. Pada penderita glaukoma tekanan intraokuli mencapai 80 mmHg. Dalam keadaan normal tekanan intraokuli berkisar antara 20 – 25 mmHg dengan rata-rata produksi dan pengeluaran cairan humor aqueous 5 ml/hari. Tahun 1950 Tonometer Schiotz dimadifikasi dengan kemudahan dalam pembacaan secara elektronik dan dapat direkam di sebut tonograf. Goldmann (1955) mengembangkan tonometer yang disebut tono meter Goldmann Aplanation ; pengukuran dengan memakai alat ini penderita dalam posisi duduk.

Cara memelihara:
Menjalankaan dengan petunjuk pemakaian yang sudah ditentukan, disimpan di tempat yang aman, menjaga kebersihan pada alat.




3.     LENSOMETER
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJHOaGk4P7mevWf1wT-19-Ze57TiPe4BY4EX-4qA8RUjIuRVmdTXidSkLvTgG0W7zl3RyQaQfcfTifW4zdgM6pNIfgdRYuv79DiNElm0KDdjLFimbxTlD3L7tkE5W_XhHTX9Ta2Js5MAP-/s1600/6.png
Lensometer adalah instrumen yang digunakan oleh profesional perawatan mata untuk memverifikasi resep kacamata pasangan yang ada.
Ø Fungsi: Suatu alat yang dipakai untuk emngukur kekuatan lensa baik dipakai si penderita atau sekedar untuk mengetahui dioptri lensa tersebut.
Cara menggunakan:
1)    letakkan  lensometer pada permukaan yang stabil . Sesuaikan ketinggian kursi dan sudut lensometer sehingga Anda dapat dengan mudah melihat melalui eyepeace  pada lensometer tersebut .
2)    Putar eyepeace  perlahan-lahan berlawanan arah jarum jam sampai silang  hitam menjadi benar-benar jelas pada area display.
3)     Putar roda power pada skala nol . Garis pemisah di tengah area layar harus di jelas terlihat
4)    Putar  roda power ke skala tertinggi agar terlihat garis yang paling terang
5)    atur lensa kanan kacamata pada dudukan dari lensometer dengan bagian depan menghadap ke arah Anda . Perlahan lepaskan bagian penekan dudukan sehingga kaki penahan memegang lensa di tempatnya . Ini akan memastikan bahwa lensa tidak akan bergeser sementara Anda bekerja , tetapi jangan terlalu banyak tekanan sehingga merusak lensa .
6)    Putar roda pengukur power  sehingga garis power  diperoleh . Sementara Anda bekerja mencari fokus  , geser lensa  dari  sisi  ke sisi sehingga garis pemisah dan pusat potongan  garis hitam terlihat jelas dan benar benar ditengah . Anda harus melakukan pada dua lensa 
7)    Baca skala pada titik pada garis  skala. Bacaan ini memberi Anda hasil dioptri ,
8)     putar roda power untuk menurunkan skala power  perlahan . Ketika Anda melakukan ini , garis berlawanan akan mengabur atau  tidak  fokus
kurangi  sampai baris ketiga benar-benar fokus dan bacalah skala.
9)    Kurangi hasil kedua dari yang pertama untuk menentukan kekuatan silinder lensa .
10)                        lensa lakukan pengaturan seperti yang Anda lakukan di awal. Ulangi semua langkah untuk lensa kiri .

Cara memelihara:
Megikuti pentunjuk yang telah ada, menjalan dengan benar, disimpan di tempat yang aman, dan menjaga kebersihan pada alat.





sintesa lemak



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Asam lemak adalah rantai hidrokarbon alifatik panjang yang memiliki gugus asam karboksilat. Panjang rantai hidrokarbon asam lemak bervariasi dari 10 sampai 30 karbon. Rantai hidrokarbon ini bersifat nonpolar yang berfungsi untuk menyeimbangkan gugus asam karboksilat yang bersifat polar.Rantai hidrokarbon asam lemak biasanya berjumlah genap karena berkaitan dengan tambahan dua karbon dari aseteil-CoA saat biosintesis asam lemak.
      Sintesis asam lemak bukan beararti kebalikan dari jalur penguraian asam lemak artinya pembentukan asam lemak sebagian besar berlangsung melalui lintas yang berbeda, dikatalisis oleh rangkaian enzim yang berbeda dan terjadi didalam bagian sel yang tidak sama, walaupun ada sebagian kecil asam lemak yang dihasilkan melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak dalam mitokondria.
      Ciri kedua yang menonjol dari mekanisme biosintesis asam lemak adalah bahwa senyawa antara asil didalm proses ini adalah senyawa tioester, bukan KoA seperti yang terjadi didalam oksidasi lemak, tetapi merupakan protein dengan berat molekul rendah yang disebut protein pembawa asil atau ACP yang mempunyai gugus SH- esensial. Ciri ketiga adalah bahwa sintesis asam lemak terjadi didalam sitosol sel eukariotik sedangkan oksidasi asam lemak terjadi terutama didalam mitokondria.Asam lemak yang dibuat didalam sitosol kemudian digunakan sebagai unit pembangun untuk membuat triasilgliserol atau fosfolipid.


1.2  Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang asam lemak
2.      Untuk mempelajri sintesis asam lemak
3.      Mengetahui tahapan-tahapan dalam asam lemak
4.      Megetahui jenis dan reaksi asam lemak

1.3  Manfaat
1.      Dapat memahami sintesis asam lemak
2.      Dapat memahami konsep biokimia




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Asam Lemak
Para pakar biokimia dalam Kongres Internasional Kimia Murni dan Terapan (International Congress of Pure and Applied Chemistry) bersepakat memberi definisi bahwa yang termasuk ke dalam golongan lipid yaitu memiliki karakteristik fisika sebagai berikut:
  • Tidak larut dalam air, tapi larut dalam satu atau lebih dari pelarut organik seperti contohnya eter, aseton, benzena, dan atau kloroform.
  • Terdapat hubungan dengan asam-asam lemak lainnya.
  • Bisa digunakan atau dimanfaatkan oleh organisme uniseluler.
Molekul lemak mempunyai nama lain yaitu triasilgliserol atau trigliserida, dan pada tubuh manusia, trigliserida ini disimpan pada sel lemak khusus, yaitu adipocytes, yang membentuk jaringan yang disebut dengan jaringan adipose.
Asam lemak adalah asam karboksil yang menjadi sumber bahan bakar penting (selain karbohidrat) untuk hewan, karena ketika dirombak, asam lemak akan menghasilkan banyak energi ATP. Banyak tipe-tipe sel yang bisa menggunakan glukosa atau asam lemak untuk energi.
2.2  Sintesis Asam Lemak
Asam lemak merupakan asam monokondria rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak dalah:
CH3(CH2)Ncooh atau CnH2n+1-COOH
Rentang ukuran asam lemak adalah C12 sampai dengan C24.
Pada hakikatnya sintesis asam lemak berasal dari Asetik KoA. Enzim yang bekerja sebagai katalis adalah kompleks enzim-enzim yang terdapat pada sitoplasma, sedangkan enzim pemecah asam lemak terdapat pada mitokondria. Reaksi awal adalah karboksilasi asetil koenzim A menjadi malonil koenzim A. Reaksi-reaksi ini melibatkan HCO3- dan energi dari ATP. Reaksi pembentukan malonil koenzim A sebenarnya terdapat dua reaksi sebagai berikut:
Biotin terikat pada suatu protein yang disebut dengan protein pengangkut karboksilbiotin. Biotin karboksilase adalah enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi karboksilasi biotin. Reaksi kedua adalah pemindahan gugus karboksilat kepada koenzim A. Katalis dalam reaksi ini adalah transkarboksilat.
Tahap berikutnya dalam sintesis asam lemak adalah memperpanjang rangkaian atom C, yang dimulai dari pembentukan  asetil ACP dan malonil ACP, dengan katalis Asetiltransilase dan malonintransasilase.
Maloniltransasilase bersifat sangat khas, sedangkan esetiltransasilase dapat meindahkan gugus asli selain asetil, walaupun lambat. Asam lemak dengan atom C ganjil disentesil berawal dari propionil astoasetil ACP dengan enzim asil-malonil ACP kondensase sebagai katalis.
Pada reaksi kondeksase ini, senyawa 4 atom C dibentuk dari senyawa 2 atom C dengan 3 atom C dan CO2 dibebaskan. Tahap selanjutnya adalah reduksi gugus keto dengan ketoasil ACP reduktase sebagai katalis. Kemudian 3-hindroksi butiril ACP diubah menjadi krotonil ACP dengan pengeluaran molekul air (dehidrase).
Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah 3-hidroksi asil ACP dehidratase. Reaksi terakhir dari putaran pertama sintesis asam lemak ialah pembentukan butiril ACP dari krotonil ACP dengan katalis enoil ACP reduktase. Jadi putaran pertama proses perpanjangan rantai C ini telah mengubah asetil koenzim A menjadi butiril ACP.
Putaran kedua dalam proses perpanjangan rantai C dimulai dari reaksi butiril ACP dengan malonil ACP dan setrusnya dengan reaksi-reaksi pada puataran pertama. Demikianlah setelah beberapa putaran maka asam lemak terbentuk pada reaksi terakhir yaitu hidrolisis hasil ACP menjadi asam lemak dan ACP.
Proses pemindahan satu molekul asetil koenzim A dari mitokondria ke dalam sitoplasma dapat menghasilkan satu molekul NADPH. Pembentukan asam palmiat membutuhkan 8 molekul 8 asetil koenzim A, oleh karenanya terbentuk pula 8 molekul NADPH.
Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).
Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NAPDH digunakan untuk sintesis.

2.3  Tahapan-tahapan sintesis asam lemak
Jalan yang tampak untuk mensintesis asam lemak berbeda sekali dari Jalan oksidasinya. Senyawa yang digunakan untuk menambah panjang rantai asam lemak adalah malonil-KoA, yang disiintesis dari asetil-KoA. Pada hewan tingkat tinggi sintesis asam lemak terutama terjadi dalam hati, jaringan adipose dan dalam kelenjar susu. Di tingkat sel pembentukan asam lemak berlangsung dalam sitosol, sebaliknya pada oksidasi asam lemak terjadi pada mitochondria.
      Asam sitrat dan karbondioksida merupakan senyawa yang penting pada biosintesis asam lemak, kemungkinan besar kedua senyawa di atas bertindak sebagai katalisator. Setelah berakhirnya reaksi, CO2 yang mula-mula terlibat di dalamnya, tidak terdapat dalam asam lemak yang dibentuk. Enzim yang mengkatalisis biosintesis asam lemak merupakan enzim kompleks yang terdiri dari tujuh protein. Tahapan reaksi biosintesis asam lemak diteliti dalam laboraturium F.Lynen,S. wakil dan P.R. Vagelos yang kemudian disusun ke dalam sebuah siklus.
      Berikut ini adalah tahapan dari sintesis asam lemak :
1.   Pengangkutan asetil-KoA ke dalam sitoplasma: Asetil-KoAyang terdapat dalm mitochondria berasal dari tiga sumber yaitu:
 1) dekarboksilasi asam piruvat,
2) degradasi asam amino dan
3) β-oksidasi asam lemak.
Senyawa beratom C dua buah diatas tidak dapat keluar menembus dinding mitochondria untuk menuju ke Sitosol tempat berlangsungnya sintesis asam lemak . asetil-KoA itu dapat keluar mitochondria dengan Jalan mengubah senyawa tersebut menjadi asam sitrar atau diangkut oleh karnitin. Baik asil-kamitin maupun asam sitrat dapat menembus dinding mitokondria dan kemudian teurai lagi.
2.   Pengubahan asetil-KoA menjadi malonil-KoA: Satuan yang memperpanjang rantai pada biosentesis asam lemak adalah malonil-KoA. Pembentukan senyawa ini dikatalisis oleh enzim asetil-KoA karboksilase yang membutuhkan biotin, CO2 dan ATP.
3.   Transfer gugus asil ke kompeks enzim Senyawa yang bertindak sebagai pemula rantai asam lemak adalah asetil-KoA. Senyawa aktif yang beratom C sebanyak dua buah ini di kait oleh ACP yang selanjutnya di tempelkan ke enzim β-ketoasil-ACP ssintas.
4.   Gugus malonil terikat pada ACP: Malonil-KoA, yang dibentuk melalui reaksi karbok, selanjutnya dikait oleh ACP.silasi asetil-KoA
Malonil-S-KoA +HS-ACP malonil-S-ACP+KoA-SH dengan bantuan ACP-malonil transferase.
5.   Reaksi kondensasi: Setelah kedua gugus yang akan bereaksi yaitu asetil dan malonil berada pada kompleks enzim maka terjadilah reaksi kondensasi.
6.   Reaksi reduksi pertama: Asetoasetil yang masih terikat erat pada kait 4’-fosfopantetein direduksi menjadi β-hidroksibutiril –S-ACP oleh enzim β-ketoasil reduktsae.
7.   Dehidrasi: Senyawa yang terbentuk pada reaksi reduksi di atas didehidrasi pada tahap ini. Senyawa yang terbentuk tidak jenuh pada atom C α dan β, ikatan gandanya adalah trans dan dinamakan asil-S-ACP tak jenuh.
8.   Reaksi reduksi kedua: Enzim enoil-ACP reduktase (NADPH) mereduksi krotonil-S-ACP menjadi butiril-S-ACP. Senyawa yang masih tetap terkait pada kompleks melalui kait 4’ fosfopantenin kemudian dipindahkan ke enzim sintase. Oleh karena itu maka ACP menjadi bebas dan dapat mengkait malonil-KoA berikutnya. Senyawa ini kemudian direaksikan dengan butiril-S-sintase dan berlangsunglah siklus sintesis yang kedua melalui urutan dan mekanisme reaksi yang sama, terjadilah siklus-siklus biosintesis berikut, sehingga tercapai panjang asam lemak tertentu.
      Pada biosintesis asam palmitat maka siklus yang dilalui ada sebanyak 7 kali. Hasil sintesis yang terakhir adalah palmitoil-S-ACP yang dibebaskan dari ACPnya melalui reaksi hidrolisis dengan bantuan enzim tioesterase. Gugus palmitoil yang terikat pada ACP bias langsung dipindahkan pada HS-KoA menjadi palmitoil –KoA dan apabila bereaksi dengan asam fosfatidat akan membentuk fosfolipida. Pada umumnya jasad hidup mensitesis asam lemak hanya sampai C16 saja.
      Sintesis asam lemak sebagian berlangsung melalui jalur metabolik lain, walaupun ada sebagian keci asam lemak yang dihasilkan melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak dan mitokondria.

2.4  Jenis  Asam Lemak
1.      Panjang Rantai Asam Lemak Bebas
Rantai asam lemak berbeda panjangnya, seringkali dikategorikan sebagai pendek hingga sangat panjang.
1)      Asam lemak rantai pendek (short-chain fatty acid,SCFA), adalah asam lemak dengan ekor alifatik yang memiliki jumlah karbon lima atau kurang (misalnya, asam butirat)
2)      Asam lemak rantai sedang (medium-chain fatty acid, MCFA), adalah asam lemak dengan ekor alifatik yang memiliki jumlah karbon 6 sampai 12, yang dapat membentuk trigliserida rantai sedang.
3)      Asam lemak rantai panjang (long-chain fatty acid, LCFA),adalah asam lemak dengan ekor alifatik 13 sampai 20 karbon.
4)      Asam lemak rantai sangat panjang (very long chain fatty acid, VLCFA), adalah asam lemak dengan ekor alifatik sama dengan 22 karbon atau lebih.
2.      Asam Lemak Esensial
Asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh manusia tetapi tidak dapat dibuat dalam jumlah yang mencukupi dari subtrat lain, dan oleh karenanya harus diperoleh dari luar, disebut asam lemak esensial. Terdapat dua kelompok asam lemak esensial petama, yang memiliki ikatatan rangkap berjarak tiga atom karbon dari ujung metil, dan kedua, yang memiliki ikatan rangkap berjarak enam atom karbon dari ujung metil. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengintroduksi ikatan rangkap pada asam lemak di luar 9 dan 10, dihitung dari sisi asam karboksilat. Duan asam lemak esensial adalah asam linoleat dan asam alfa-linolenat mereka banyak terdapat dalam minyak tumbuhan. Tubuh manusia memiliki keterbatasan kemampuan dalam mengubah ALA menjadi asam lemak omega-3 yang lebih panjang – asam eikosapentaenoat dan asam dokosaheksaenoat, yang dapat pula diperoleh dari ikan.
3.      Asam Lemak Jenuh
Adalah ketika hanya ada satu ikatan antara rantai hidro karbon. Pada asam lemak jenuh, banyak atom hidrogen yang menempel pada rangka karbon. Asam lemak jenuh mempunyai ‘ekor’ yang lurus, jadi molekul lemak dengan ekor yang jenuh bisa membungkus erat antara satu sama lain. Hal ini menghasilkan lemak yang berbentuk padat pada suhu ruangan. Contoh dari asam lemak jenuh yang umum adalah asam butirat, asam stearat, asam palmitat, dan asam kaproat.
4.      Asam Lemak Tak Jenuh
Adalah ketika rantai hidrokarbon memiliki ikatan ganda. Pada asam lemak tidak jenuh, atom hidrogen yang menempel pada karbon lebih sedikit. Jika hanya mempunyai satu ikatan ganda pada asam lemak, disebut monounsaturated, sedangkan jika ada banyak ikatan ganda, disebut polyunsaturated. Asam lemak tidak jenuh cenderung berbentuk cair pada suhu ruangan. kita mungkin familiar menyebuat asam lemak tidak jenuh ini sebagai minyak.  Contoh dari asam lemak tidak jenuh ini adalah asam linoleat, asam linolenat, dan asam oleat.

2.5  Reaksi Asam Lemak
1.      Keasaman
Asam lemak tidak menunjukkan varasi yang besar dalam hal keasamannya, seperti ditunjukkan dalam masing-masing pKanya. Asam nanonoat, misalnya, memiliki pkan4,96, sedikit lebih lemah dari pada asam asetat (4,76). Semakin panjang rantainya, kelarutan asam lemak dalam air menurun tajam, sehingga asam lemak rantai panjang hanya memiliki dampak minimal terhadap Ph larutan berair. Meski asam lemak tidak larut dalam air, ia larut dalam etanol hangat, dan dapat dititrasi dengan larutan nantrium hidroksida menggunakan indikator fenolftalein. Analisis ini digunakan untuk menentukan kandungan asam lemak bebas dalam lemak, yaitu proporsi trigleserida yang telah dihidrolisis.
2.      Hidrogenasi dan Pengerasan
Hidrogenasi asam lemak tak jenuh banyak dilakukan, kondisi yang banyak diguakan adalah 2,0-3,0 Mpa, tekanan 1500C (3020F), dan nikel berpenunjang silika. Perlakuan ini menghasilkan asam lemak jenuh, seperti tercermin dari bilangan iodinya. Asam lemak terhidrogenasi kurang rentang terhadap ketengikan. Oleh karena titik lebur asam lemak jenuh lebih tinggi dari pada prekursor tak jenuhnya, proses ini disebut pengerasan. Teknologi terkait digunakan untuk mengubah minyak sayur menjadi margarin. Hidrogenasi trigliseridaa memilki kelebihan karena asam karboksilat mendegradasi katalis nikel, segingga diperoleh sabun nikel. Selama prose hidrogenasi, asam lemak tak jenuh dapat berisomerisasi dari konfigurasi cis menjadi trans.
3.      Auto  Oksidasi dan Ketengikan
Asam lemak tak jenuh memilki perubahan kimia yang dikenal sebagi auto oksidasi. Proses ini memerlukan oksigen (udara) dan dipercepat dengan adanya logam renik. Minyak sayur tanah terhadap proses karena mereka mengandung anriosidan, seperti tokoferol. Lemak dan minyak serring diberi perlakuan dengan zat pengkhelat seperti asam sitrat, untuk menghilangkan katalis logam.
4.      Ozonilis
Asam lemak tak jenuh rentan terhadap degradasi oleh ozon. Reaksi ini dipraktekkan pada produksi asam azelaat ((CH2)7(CO2H2)2) dari asam oleat.
5.      Analisis
Dalam analisis kimia, asam lemak dipisahkan menggunakan kromatografi gas metil ester, selain itu, pemisahan isomer tak jenuh dimungkinkan melalui kromatografi lapisan tipis argentasi.











BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
                        Asam lemak adalah rantai hidrokarbon alifatik panjang yang memiliki gugus asam karboksilat. Panjang rantai hidrokarbon asam lemak bervariasi dari 10 sampai 30 karbon. senyawa antara asil di dalam proses ini adalah senyawa tioester, bukan KoA seperti yang terjadi didalam oksidasi lemak, tetapi merupakan protein dengan berat molekul rendah yang disebut protein pembawa asil atau ACP yang mempunyai gugus SH-esensial.Proses biosintesis asam lemak ada 3, yaitu: Pemindahan gugus, Karboksilasi asetil KoA menjadi Malonil KoA, Tahap perpanjangan rangkaian atom C, karboksilat kepada asetil KoA
Pengaturan biosintesis asam lemak ada 2, yaitu: Kecepatan reaksi asetil  Konsentrasi gliserolfosfat, KoA karboksilase, yang membentuk malonil KoA, dapat mengontrol sintesis asam lemak.

3.2       Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan mahasiswa Program Studi DIII Kerawatan Universitas Bondowoso dapat memahami sintesi asam lemak dengan baik serta hubungannya dengan ilmu keperawatan yang tengah ditekuni. Hal tersebut ditujukan agar mahasiswa Program Studi DIII Kerawatan Universitas Bondowoso dapat memiliki pengetahuan tatang sintesa asam lemak. Serta mampu menjalankan peranan keperawatan baik untuk sasaran perorangan atauupun komunitas.







DAFTAR PUSTAKA

Ramadan, surya. 2014. Sintesis asam lemak
Fauzannablog, nada. 2014. Sintesis asam lemak


























LAMPIRAN

12kimpang33.jpg

alat pemeriksaan mata

1.        OFTALMOSKOP Alat ini mula-mula dipakai oleh Helmholtz (1851). Prinsip   pemeriksaan dengan opthalmoskop untuk menge...