BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam lemak
adalah rantai hidrokarbon alifatik panjang yang memiliki gugus asam
karboksilat. Panjang rantai hidrokarbon asam lemak bervariasi dari 10 sampai 30
karbon. Rantai hidrokarbon ini bersifat nonpolar yang berfungsi untuk
menyeimbangkan gugus asam karboksilat yang bersifat polar.Rantai hidrokarbon
asam lemak biasanya berjumlah genap karena berkaitan dengan tambahan dua karbon
dari aseteil-CoA saat biosintesis asam lemak.
Sintesis asam lemak bukan beararti kebalikan dari jalur penguraian asam lemak artinya pembentukan asam lemak sebagian besar berlangsung melalui lintas yang berbeda, dikatalisis oleh rangkaian enzim yang berbeda dan terjadi didalam bagian sel yang tidak sama, walaupun ada sebagian kecil asam lemak yang dihasilkan melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak dalam mitokondria.
Ciri kedua yang menonjol dari mekanisme biosintesis asam lemak adalah bahwa senyawa antara asil didalm proses ini adalah senyawa tioester, bukan KoA seperti yang terjadi didalam oksidasi lemak, tetapi merupakan protein dengan berat molekul rendah yang disebut protein pembawa asil atau ACP yang mempunyai gugus SH- esensial. Ciri ketiga adalah bahwa sintesis asam lemak terjadi didalam sitosol sel eukariotik sedangkan oksidasi asam lemak terjadi terutama didalam mitokondria.Asam lemak yang dibuat didalam sitosol kemudian digunakan sebagai unit pembangun untuk membuat triasilgliserol atau fosfolipid.
Sintesis asam lemak bukan beararti kebalikan dari jalur penguraian asam lemak artinya pembentukan asam lemak sebagian besar berlangsung melalui lintas yang berbeda, dikatalisis oleh rangkaian enzim yang berbeda dan terjadi didalam bagian sel yang tidak sama, walaupun ada sebagian kecil asam lemak yang dihasilkan melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak dalam mitokondria.
Ciri kedua yang menonjol dari mekanisme biosintesis asam lemak adalah bahwa senyawa antara asil didalm proses ini adalah senyawa tioester, bukan KoA seperti yang terjadi didalam oksidasi lemak, tetapi merupakan protein dengan berat molekul rendah yang disebut protein pembawa asil atau ACP yang mempunyai gugus SH- esensial. Ciri ketiga adalah bahwa sintesis asam lemak terjadi didalam sitosol sel eukariotik sedangkan oksidasi asam lemak terjadi terutama didalam mitokondria.Asam lemak yang dibuat didalam sitosol kemudian digunakan sebagai unit pembangun untuk membuat triasilgliserol atau fosfolipid.
1.2 Tujuan
1. Untuk
mengetahui tentang asam lemak
2. Untuk
mempelajri sintesis asam lemak
3. Mengetahui
tahapan-tahapan dalam asam lemak
4. Megetahui
jenis dan reaksi asam lemak
1.3 Manfaat
1. Dapat
memahami sintesis asam lemak
2. Dapat
memahami konsep biokimia
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asam Lemak
Para pakar biokimia dalam Kongres
Internasional Kimia Murni dan Terapan (International Congress of Pure and
Applied Chemistry) bersepakat memberi definisi bahwa yang termasuk ke
dalam golongan lipid yaitu memiliki karakteristik fisika sebagai berikut:
- Tidak larut dalam air, tapi larut dalam satu atau lebih dari pelarut organik seperti contohnya eter, aseton, benzena, dan atau kloroform.
- Terdapat hubungan dengan asam-asam lemak lainnya.
- Bisa digunakan atau dimanfaatkan oleh organisme uniseluler.
Molekul lemak mempunyai nama lain yaitu triasilgliserol atau trigliserida, dan pada tubuh manusia,
trigliserida ini disimpan pada sel lemak khusus, yaitu adipocytes,
yang membentuk jaringan yang disebut dengan jaringan adipose.
Asam lemak adalah asam
karboksil yang menjadi sumber bahan bakar penting (selain karbohidrat) untuk
hewan, karena ketika dirombak, asam lemak akan menghasilkan banyak energi ATP.
Banyak tipe-tipe sel yang bisa menggunakan glukosa atau asam lemak untuk
energi.
2.2 Sintesis Asam Lemak
Asam lemak merupakan asam
monokondria rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak dalah:
CH3(CH2)Ncooh atau CnH2n+1-COOH
Rentang ukuran asam lemak adalah C12
sampai dengan C24.
Pada hakikatnya sintesis asam lemak
berasal dari Asetik KoA. Enzim yang bekerja sebagai katalis adalah kompleks
enzim-enzim yang terdapat pada sitoplasma, sedangkan enzim pemecah asam lemak
terdapat pada mitokondria. Reaksi awal adalah karboksilasi asetil koenzim A
menjadi malonil koenzim A. Reaksi-reaksi ini melibatkan HCO3- dan energi dari
ATP. Reaksi pembentukan malonil koenzim A sebenarnya terdapat dua reaksi
sebagai berikut:
Biotin terikat pada suatu protein
yang disebut dengan protein pengangkut karboksilbiotin. Biotin karboksilase
adalah enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi karboksilasi biotin.
Reaksi kedua adalah pemindahan gugus karboksilat kepada koenzim A. Katalis
dalam reaksi ini adalah transkarboksilat.
Tahap berikutnya dalam sintesis asam
lemak adalah memperpanjang rangkaian atom C, yang dimulai dari pembentukan asetil ACP dan malonil ACP, dengan katalis
Asetiltransilase dan malonintransasilase.
Maloniltransasilase bersifat sangat
khas, sedangkan esetiltransasilase dapat meindahkan gugus asli selain asetil,
walaupun lambat. Asam lemak dengan atom C ganjil disentesil berawal dari
propionil astoasetil ACP dengan enzim asil-malonil ACP kondensase sebagai
katalis.
Pada reaksi kondeksase ini, senyawa
4 atom C dibentuk dari senyawa 2 atom C dengan 3 atom C dan CO2 dibebaskan.
Tahap selanjutnya adalah reduksi gugus keto dengan ketoasil ACP reduktase
sebagai katalis. Kemudian 3-hindroksi butiril ACP diubah menjadi krotonil ACP
dengan pengeluaran molekul air (dehidrase).
Enzim yang bekerja pada reaksi ini
ialah 3-hidroksi asil ACP dehidratase. Reaksi terakhir dari putaran pertama
sintesis asam lemak ialah pembentukan butiril ACP dari krotonil ACP dengan
katalis enoil ACP reduktase. Jadi putaran pertama proses perpanjangan rantai C
ini telah mengubah asetil koenzim A menjadi butiril ACP.
Putaran kedua dalam proses
perpanjangan rantai C dimulai dari reaksi butiril ACP dengan malonil ACP dan
setrusnya dengan reaksi-reaksi pada puataran pertama. Demikianlah setelah
beberapa putaran maka asam lemak terbentuk pada reaksi terakhir yaitu
hidrolisis hasil ACP menjadi asam lemak dan ACP.
Proses pemindahan satu molekul
asetil koenzim A dari mitokondria ke dalam sitoplasma dapat menghasilkan satu
molekul NADPH. Pembentukan asam palmiat membutuhkan 8 molekul 8 asetil koenzim
A, oleh karenanya terbentuk pula 8 molekul NADPH.
Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).
Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NAPDH digunakan untuk sintesis.
Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).
Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NAPDH digunakan untuk sintesis.
2.3 Tahapan-tahapan sintesis asam lemak
Jalan yang tampak untuk mensintesis
asam lemak berbeda sekali dari Jalan oksidasinya. Senyawa yang digunakan untuk
menambah panjang rantai asam lemak adalah malonil-KoA, yang disiintesis dari
asetil-KoA. Pada hewan tingkat tinggi sintesis asam lemak terutama terjadi
dalam hati, jaringan adipose dan dalam kelenjar susu. Di tingkat sel
pembentukan asam lemak berlangsung dalam sitosol, sebaliknya pada oksidasi asam
lemak terjadi pada mitochondria.
Asam sitrat dan karbondioksida merupakan senyawa yang penting pada biosintesis asam lemak, kemungkinan besar kedua senyawa di atas bertindak sebagai katalisator. Setelah berakhirnya reaksi, CO2 yang mula-mula terlibat di dalamnya, tidak terdapat dalam asam lemak yang dibentuk. Enzim yang mengkatalisis biosintesis asam lemak merupakan enzim kompleks yang terdiri dari tujuh protein. Tahapan reaksi biosintesis asam lemak diteliti dalam laboraturium F.Lynen,S. wakil dan P.R. Vagelos yang kemudian disusun ke dalam sebuah siklus.
Berikut ini adalah tahapan dari sintesis asam lemak :
1. Pengangkutan asetil-KoA ke dalam sitoplasma: Asetil-KoAyang terdapat dalm mitochondria berasal dari tiga sumber yaitu:
Asam sitrat dan karbondioksida merupakan senyawa yang penting pada biosintesis asam lemak, kemungkinan besar kedua senyawa di atas bertindak sebagai katalisator. Setelah berakhirnya reaksi, CO2 yang mula-mula terlibat di dalamnya, tidak terdapat dalam asam lemak yang dibentuk. Enzim yang mengkatalisis biosintesis asam lemak merupakan enzim kompleks yang terdiri dari tujuh protein. Tahapan reaksi biosintesis asam lemak diteliti dalam laboraturium F.Lynen,S. wakil dan P.R. Vagelos yang kemudian disusun ke dalam sebuah siklus.
Berikut ini adalah tahapan dari sintesis asam lemak :
1. Pengangkutan asetil-KoA ke dalam sitoplasma: Asetil-KoAyang terdapat dalm mitochondria berasal dari tiga sumber yaitu:
1) dekarboksilasi asam piruvat,
2) degradasi asam amino dan
3) β-oksidasi asam lemak.
Senyawa beratom C dua buah diatas
tidak dapat keluar menembus dinding mitochondria untuk menuju ke Sitosol tempat
berlangsungnya sintesis asam lemak . asetil-KoA itu dapat keluar mitochondria
dengan Jalan mengubah senyawa tersebut menjadi asam sitrar atau diangkut oleh
karnitin. Baik asil-kamitin maupun asam sitrat dapat menembus dinding
mitokondria dan kemudian teurai lagi.
2. Pengubahan asetil-KoA menjadi malonil-KoA: Satuan yang memperpanjang rantai pada biosentesis asam lemak adalah malonil-KoA. Pembentukan senyawa ini dikatalisis oleh enzim asetil-KoA karboksilase yang membutuhkan biotin, CO2 dan ATP.
3. Transfer gugus asil ke kompeks enzim Senyawa yang bertindak sebagai pemula rantai asam lemak adalah asetil-KoA. Senyawa aktif yang beratom C sebanyak dua buah ini di kait oleh ACP yang selanjutnya di tempelkan ke enzim β-ketoasil-ACP ssintas.
4. Gugus malonil terikat pada ACP: Malonil-KoA, yang dibentuk melalui reaksi karbok, selanjutnya dikait oleh ACP.silasi asetil-KoA
Malonil-S-KoA +HS-ACP malonil-S-ACP+KoA-SH dengan bantuan ACP-malonil transferase.
2. Pengubahan asetil-KoA menjadi malonil-KoA: Satuan yang memperpanjang rantai pada biosentesis asam lemak adalah malonil-KoA. Pembentukan senyawa ini dikatalisis oleh enzim asetil-KoA karboksilase yang membutuhkan biotin, CO2 dan ATP.
3. Transfer gugus asil ke kompeks enzim Senyawa yang bertindak sebagai pemula rantai asam lemak adalah asetil-KoA. Senyawa aktif yang beratom C sebanyak dua buah ini di kait oleh ACP yang selanjutnya di tempelkan ke enzim β-ketoasil-ACP ssintas.
4. Gugus malonil terikat pada ACP: Malonil-KoA, yang dibentuk melalui reaksi karbok, selanjutnya dikait oleh ACP.silasi asetil-KoA
Malonil-S-KoA +HS-ACP malonil-S-ACP+KoA-SH dengan bantuan ACP-malonil transferase.
5. Reaksi
kondensasi: Setelah kedua gugus yang akan bereaksi yaitu asetil dan malonil
berada pada kompleks enzim maka terjadilah reaksi kondensasi.
6. Reaksi reduksi pertama: Asetoasetil yang
masih terikat erat pada kait 4’-fosfopantetein direduksi menjadi
β-hidroksibutiril –S-ACP oleh enzim β-ketoasil reduktsae.
7. Dehidrasi:
Senyawa yang terbentuk pada reaksi reduksi di atas didehidrasi pada tahap ini.
Senyawa yang terbentuk tidak jenuh pada atom C α dan β, ikatan gandanya adalah
trans dan dinamakan asil-S-ACP tak jenuh.
8. Reaksi
reduksi kedua: Enzim enoil-ACP reduktase (NADPH) mereduksi krotonil-S-ACP
menjadi butiril-S-ACP. Senyawa yang masih tetap terkait pada kompleks melalui
kait 4’ fosfopantenin kemudian dipindahkan ke enzim sintase. Oleh karena itu
maka ACP menjadi bebas dan dapat mengkait malonil-KoA berikutnya. Senyawa ini
kemudian direaksikan dengan butiril-S-sintase dan berlangsunglah siklus
sintesis yang kedua melalui urutan dan mekanisme reaksi yang sama, terjadilah
siklus-siklus biosintesis berikut, sehingga tercapai panjang asam lemak
tertentu.
Pada biosintesis asam palmitat maka siklus
yang dilalui ada sebanyak 7 kali. Hasil sintesis yang terakhir adalah
palmitoil-S-ACP yang dibebaskan dari ACPnya melalui reaksi hidrolisis dengan
bantuan enzim tioesterase. Gugus palmitoil yang terikat pada ACP bias langsung
dipindahkan pada HS-KoA menjadi palmitoil –KoA dan apabila bereaksi dengan asam
fosfatidat akan membentuk fosfolipida. Pada umumnya jasad hidup mensitesis asam
lemak hanya sampai C16 saja.
Sintesis asam lemak sebagian berlangsung melalui jalur metabolik lain, walaupun ada sebagian keci asam lemak yang dihasilkan melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak dan mitokondria.
Sintesis asam lemak sebagian berlangsung melalui jalur metabolik lain, walaupun ada sebagian keci asam lemak yang dihasilkan melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak dan mitokondria.
2.4 Jenis Asam
Lemak
1.
Panjang Rantai Asam Lemak Bebas
Rantai asam lemak berbeda
panjangnya, seringkali dikategorikan sebagai pendek hingga sangat panjang.
1)
Asam lemak rantai pendek (short-chain fatty acid,SCFA), adalah asam lemak dengan ekor
alifatik yang memiliki jumlah karbon lima atau kurang (misalnya, asam butirat)
2)
Asam lemak rantai sedang (medium-chain fatty acid, MCFA), adalah asam lemak dengan ekor
alifatik yang memiliki jumlah karbon 6 sampai 12, yang dapat membentuk
trigliserida rantai sedang.
3)
Asam lemak rantai panjang (long-chain fatty acid, LCFA),adalah asam lemak dengan ekor alifatik
13 sampai 20 karbon.
4)
Asam lemak rantai sangat panjang (very long chain fatty acid, VLCFA), adalah asam lemak dengan ekor
alifatik sama dengan 22 karbon atau lebih.
2.
Asam Lemak Esensial
Asam lemak yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia tetapi tidak dapat dibuat dalam jumlah yang mencukupi dari
subtrat lain, dan oleh karenanya harus diperoleh dari luar, disebut asam lemak
esensial. Terdapat dua kelompok asam lemak esensial petama, yang memiliki
ikatatan rangkap berjarak tiga atom karbon dari ujung metil, dan kedua, yang
memiliki ikatan rangkap berjarak enam atom karbon dari ujung metil. Manusia
tidak memiliki kemampuan untuk mengintroduksi ikatan rangkap pada asam lemak di
luar 9 dan 10, dihitung dari sisi asam karboksilat. Duan asam lemak esensial
adalah asam linoleat dan asam alfa-linolenat mereka banyak terdapat dalam
minyak tumbuhan. Tubuh manusia memiliki keterbatasan kemampuan dalam mengubah
ALA menjadi asam lemak omega-3 yang lebih panjang – asam eikosapentaenoat dan
asam dokosaheksaenoat, yang dapat pula diperoleh dari ikan.
3.
Asam Lemak Jenuh
Adalah
ketika hanya ada satu ikatan antara rantai hidro karbon. Pada asam lemak jenuh,
banyak atom hidrogen yang menempel pada rangka karbon. Asam lemak jenuh
mempunyai ‘ekor’ yang lurus, jadi molekul lemak dengan ekor yang jenuh bisa
membungkus erat antara satu sama lain. Hal ini menghasilkan lemak yang
berbentuk padat pada suhu ruangan. Contoh dari asam lemak jenuh yang umum
adalah asam butirat, asam stearat, asam palmitat, dan asam kaproat.
4.
Asam Lemak Tak Jenuh
Adalah
ketika rantai hidrokarbon memiliki ikatan ganda. Pada asam lemak tidak jenuh,
atom hidrogen yang menempel pada karbon lebih sedikit. Jika hanya mempunyai
satu ikatan ganda pada asam lemak, disebut monounsaturated, sedangkan
jika ada banyak ikatan ganda, disebut polyunsaturated. Asam lemak tidak
jenuh cenderung berbentuk cair pada suhu ruangan. kita mungkin familiar
menyebuat asam lemak tidak jenuh ini sebagai minyak. Contoh dari asam
lemak tidak jenuh ini adalah asam linoleat, asam linolenat, dan asam oleat.
2.5 Reaksi Asam Lemak
1. Keasaman
Asam lemak tidak
menunjukkan varasi yang besar dalam hal keasamannya, seperti ditunjukkan dalam
masing-masing pKanya. Asam nanonoat, misalnya, memiliki pkan4,96,
sedikit lebih lemah dari pada asam asetat (4,76). Semakin panjang rantainya,
kelarutan asam lemak dalam air menurun tajam, sehingga asam lemak rantai
panjang hanya memiliki dampak minimal terhadap Ph larutan berair. Meski asam
lemak tidak larut dalam air, ia larut dalam etanol hangat, dan dapat dititrasi
dengan larutan nantrium hidroksida menggunakan indikator fenolftalein. Analisis
ini digunakan untuk menentukan kandungan asam lemak bebas dalam lemak, yaitu
proporsi trigleserida yang telah dihidrolisis.
2. Hidrogenasi
dan Pengerasan
Hidrogenasi asam lemak
tak jenuh banyak dilakukan, kondisi yang banyak diguakan adalah 2,0-3,0 Mpa,
tekanan 1500C (3020F), dan nikel berpenunjang silika.
Perlakuan ini menghasilkan asam lemak jenuh, seperti tercermin dari bilangan
iodinya. Asam lemak terhidrogenasi kurang rentang terhadap ketengikan. Oleh
karena titik lebur asam lemak jenuh lebih tinggi dari pada prekursor tak
jenuhnya, proses ini disebut pengerasan. Teknologi terkait digunakan untuk
mengubah minyak sayur menjadi margarin. Hidrogenasi trigliseridaa memilki
kelebihan karena asam karboksilat mendegradasi katalis nikel, segingga
diperoleh sabun nikel. Selama prose hidrogenasi, asam lemak tak jenuh dapat
berisomerisasi dari konfigurasi cis
menjadi trans.
3. Auto Oksidasi dan Ketengikan
Asam lemak tak jenuh
memilki perubahan kimia yang dikenal sebagi auto oksidasi. Proses ini
memerlukan oksigen (udara) dan dipercepat dengan adanya logam renik. Minyak
sayur tanah terhadap proses karena mereka mengandung anriosidan, seperti
tokoferol. Lemak dan minyak serring diberi perlakuan dengan zat pengkhelat
seperti asam sitrat, untuk menghilangkan katalis logam.
4. Ozonilis
Asam lemak tak jenuh
rentan terhadap degradasi oleh ozon. Reaksi ini dipraktekkan pada produksi asam
azelaat ((CH2)7(CO2H2)2)
dari asam oleat.
5. Analisis
Dalam analisis kimia,
asam lemak dipisahkan menggunakan kromatografi gas metil ester, selain itu,
pemisahan isomer tak jenuh dimungkinkan melalui kromatografi lapisan tipis
argentasi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asam lemak
adalah rantai hidrokarbon alifatik panjang yang memiliki gugus asam karboksilat.
Panjang rantai hidrokarbon asam lemak bervariasi dari 10 sampai 30 karbon.
senyawa antara asil di dalam proses ini adalah senyawa tioester, bukan KoA
seperti yang terjadi didalam oksidasi lemak, tetapi merupakan protein dengan
berat molekul rendah yang disebut protein pembawa asil atau ACP yang mempunyai
gugus SH-esensial.Proses biosintesis asam lemak ada 3, yaitu: Pemindahan gugus,
Karboksilasi asetil KoA menjadi Malonil KoA, Tahap perpanjangan rangkaian atom
C, karboksilat kepada asetil KoA
Pengaturan biosintesis asam lemak ada 2, yaitu: Kecepatan reaksi asetil Konsentrasi gliserolfosfat, KoA karboksilase, yang membentuk malonil KoA, dapat mengontrol sintesis asam lemak.
Pengaturan biosintesis asam lemak ada 2, yaitu: Kecepatan reaksi asetil Konsentrasi gliserolfosfat, KoA karboksilase, yang membentuk malonil KoA, dapat mengontrol sintesis asam lemak.
3.2 Saran
Dengan
terselesaikannya makalah ini diharapkan mahasiswa Program Studi DIII Kerawatan
Universitas Bondowoso dapat memahami sintesi asam lemak dengan baik serta
hubungannya dengan ilmu keperawatan yang tengah ditekuni. Hal tersebut
ditujukan agar mahasiswa Program Studi DIII Kerawatan Universitas Bondowoso
dapat memiliki pengetahuan tatang sintesa asam lemak. Serta mampu menjalankan
peranan keperawatan baik untuk sasaran perorangan atauupun komunitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Ramadan, surya. 2014. Sintesis
asam lemak
Fauzannablog, nada. 2014. Sintesis asam lemak
LAMPIRAN
12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar